Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan keamanan dan ketertiban warga ibu kota. Salah satu langkah nyata yang dilakukan pada April hingga Mei 2025 adalah pemasangan 100 unit kamera CCTV di kawasan permukiman padat penduduk. Langkah ini dinilai penting untuk menekan angka kriminalitas, memberikan rasa aman bagi warga, dan mendukung transformasi digital di tingkat RT/RW.

Program ini tidak hanya bersifat simbolis, tetapi merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk menjadikan Jakarta sebagai kota cerdas (smart city) yang aman, terpantau, dan partisipatif.
Mengapa Permukiman Padat Jadi Sasaran CCTV?
Jakarta memiliki banyak daerah dengan kepadatan penduduk sangat tinggi. Kawasan seperti Tambora, Johar Baru, Tanah Abang, Pademangan, dan Cipinang kerap menjadi lokasi rawan kriminalitas seperti:
- Pencurian kendaraan bermotor (curanmor)
- Pencopetan dan penjambretan
- Tawuran antarwarga
- Perusakan fasilitas umum
- Penyalahgunaan narkoba
Karena infrastruktur jalan yang sempit dan rumah-rumah berhimpitan, pengawasan konvensional melalui patroli petugas menjadi sangat terbatas. CCTV menjadi solusi efektif untuk pemantauan nonstop, bahkan saat malam hari atau ketika petugas tidak berada di lokasi.
Spesifikasi dan Fitur CCTV yang Dipasang
Pemprov DKI tidak asal dalam memilih kamera pengawas. CCTV yang dipasang di permukiman padat ini sudah dilengkapi dengan fitur-fitur modern, antara lain:
- Resolusi Full HD (1080p) untuk gambar yang tajam dan jelas
- Night Vision: Memungkinkan pengawasan tetap efektif di malam hari
- Motion Detection: Kamera otomatis merekam saat mendeteksi gerakan
- Penyimpanan lokal (DVR/NVR) dan beberapa titik mendukung akses cloud
- Remote Monitoring: Dapat dipantau lewat aplikasi di smartphone oleh petugas kelurahan atau pengurus RT
Dengan teknologi ini, rekaman CCTV dapat digunakan sebagai bukti hukum, bahan evaluasi keamanan, hingga pelaporan insiden ke pihak berwajib.
Lokasi Strategis Pemasangan CCTV
CCTV dipasang di titik-titik yang dianggap vital dan sering terjadi pelanggaran atau insiden keamanan. Lokasi tersebut antara lain:
- Jalan masuk gang utama
- Persimpangan jalan sempit
- Dekat pos ronda atau balai warga
- Area dekat sekolah, tempat ibadah, dan taman
- Titik rawan kriminal berdasarkan data kepolisian
Pemasangan dilakukan berdasarkan usulan pengurus RT/RW yang memahami kondisi lingkungan setempat, sehingga lokasi yang dipilih benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Pendanaan Melalui CSR dan Anggaran Kelurahan
Menariknya, program ini tidak sepenuhnya dibiayai oleh APBD. Sebagian besar pendanaan berasal dari:
- Dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah DKI Jakarta
- Anggaran kelurahan, khususnya dalam pengadaan alat dan instalasi
Pendekatan ini menunjukkan bahwa keamanan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga sektor swasta dan masyarakat. Dengan kolaborasi ini, program bisa berjalan lebih cepat, efisien, dan menyentuh lebih banyak titik rawan.
Manfaat Nyata Bagi Warga
Pemasangan CCTV di lingkungan permukiman padat membawa sejumlah manfaat yang langsung dirasakan oleh warga, antara lain:
- Menurunkan angka kriminalitas karena pelaku enggan beraksi di bawah pengawasan kamera
- Meningkatkan rasa aman, terutama bagi perempuan dan anak-anak
- Membantu aparat saat melakukan investigasi insiden, karena ada rekaman valid
- Meningkatkan kesadaran warga untuk menjaga ketertiban dan tidak membuat keributan
Lebih dari sekadar alat pengintai, CCTV juga menjadi simbol bahwa lingkungan tersebut diawasi dan dijaga bersama.
Tantangan dan Harapan Ke Depan
Meski program ini disambut positif, masih ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan, seperti:
- Perawatan teknis: Kamera bisa rusak karena cuaca, listrik padam, atau sabotase
- Ketersediaan SDM: Harus ada petugas yang bertanggung jawab mengelola rekaman
- Akses data: Belum semua titik memiliki sistem online yang terhubung dengan pusat komando
Pemprov DKI menargetkan ke depan seluruh sistem CCTV di tingkat RT/RW bisa terintegrasi dengan platform Jakarta Smart City, sehingga monitoring bisa dilakukan lebih efisien melalui pusat kontrol terpadu.
Selain itu, akan dikembangkan sistem notifikasi otomatis untuk mendeteksi kejadian mencurigakan, sehingga petugas bisa merespons lebih cepat tanpa menunggu laporan manual dari warga.
Pemasangan 100 unit CCTV di permukiman padat Jakarta adalah langkah nyata dalam membangun sistem keamanan berbasis teknologi dan partisipasi warga. Tidak hanya untuk mencegah kejahatan, tetapi juga membangun budaya saling peduli dan menjaga lingkungan.
Dengan dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, diharapkan program ini terus berkembang dan mencakup lebih banyak wilayah di Jakarta. Pada akhirnya, Jakarta yang aman, cerdas, dan tertib bukan hanya impian—tetapi tujuan yang bisa kita wujudkan bersama.